Follow us on:

Pages

ASSALAMU ALAIKUM WR. WB..

HII...FRIEND...UDAH LAMA BANGET AKU NGGAK BERKUNJUNG KESINI....KALI INI SAYA AKAN MENCERITAKAN PROFIL TENTANG AKU....YUKKSS CEKIDOTT..



PROFIL AKU
Gadis Sederhana dari Keluarga Sederhana
Makassar adalah kota kelahiranku. Dulu kota ini tidak seperti sekarang, dimana tidak banyak kendaraan, banyak pohon, dan tidak padat penduduk. Akan tetapi, sekarang sudah sangat berubah. Banyak kendaraan sehingga membuat macet jalan, polusi makin banyak, dan makin banyak perampokan yang terjadi. Kurangnya pepohonan membuat Makasaar langganan banjir jika hujan turun baik gerimis ataupun deras.

Dan salah satu yang langganan banjir adalah lingkungan sederhana milik keluargaku. Karena, posisinya memang dataran rendah. Walaupun begitu, itu adalah lingkungan rumahku dan saya tetap menikmatinya. Akan tetapi, keluargaku harus pindah dari Makassar karena ayahku berpindah tugas. Bukan berarti rumah kami di Makassar dijual atau apapun itu, rumah itu di tempati oleh kakak keduaku.
Masamba, itulah tempat baruku. Sebuah desa kecil dan penduduk masih tak terlalu banyak. Kami tinggal di sebuah perumahan bermana “Perumahan Kelapa Gading Asri”, dan itu adalah tempat tinggal PNS. Kenapa saya berkata begitu, ya karena disitu banyak orang-orang yang bekerja sebagai PNS, pemimpin ataupun bawahannya. Lambat laun, penduduk perumahan yang tadinya sedikit menjadi ramai orang-orang dan indah. Banyak ibu-ibu yang bergosip, anak-anak yang bermain, dan lain-lain. Dan saya senang dengan perkembangan itu. Para tetangga sudah mengetahui sifat pemalu saya dan itu sudah  biasa bagi mereka. Saya bersekolah dari SD, SMP, dan SMA di Masamba.
            Lahir dari kelurga yang sederhana dan bukan sepenuhnya keturunan Islam. Membuatku belajar mendalami agama Islam. Kakek dan nenek dari keluarga ibuku beragama Non Muslim alias Kristiani, yang berpenduduk asli Toraja. Ibuku bernama Halima yang saat itu beragama Kristiani, masuk Islam atau menjadi “muallaf” menikah dengan ayahku bernama Mustakin Limbong yang beragama Islam. Sehingga melahirkan dua anak perempuan dan dua anak laki-laki. Kakak pertamaku bernama Rachmatya Limbong, dia adalah nenek lampir yang ganas. Tapi, sebenarnya dia itu baik.
Dan kakak kedua bernama Dirwan Limbong, orangnya masa bodoh dengan sekolah alias nggak mau pusing. Jadi, dia putus sekolah deh, tapi dengan pandainya dia berbicara membuat dia sedikit diperhitungkan. Dan kakak ketiga bernama Ansar Limbong, dia itu anak yang rajin, pekerja keras, dan sholeh. Kalau dikatakan sih dia anak kesayangan kedua orangtuaku. Dan terakhir adalah saya sendiri “Fatmawaty Limbong”. Anak bungsu dari empat bersaudara. anak yang nakal, pemalas, dan pemalu. Tetapi walaupun begitu saya tetap disayang sebagai anak yang paling kecil. Dan Alhamdulillah selama ini keluarga dari ibuku tidak pernah memusuhi ataupun membedakan agama.
            Dalam pergaulan, saya sedikit kuper [kurang pergaulan]. Akan tetapi, saat SMP kelas 2 saya menemukan best friend alias sahabat yang benar-benar sahabat. Mereka baik walaupun terkadang ada percekcokan antara kami tapi kami bisa menghadapinya. Kami membentuk gank yang bernama “efour” atau lebih dikenal dengan nama “Fantastic Four”.
Kami berjumlah empat orang dan anggotanya bernama: Nurcahaya, Sitti Hajar, Irawati, dan saya sendiri Fatmawaty Limbong. Mereka bertiga sangat gokil abiss. Kadang gila, jaim, kalem, dan berbagai ekspresi yang mereka keluarkan. Saya kadang tertawa terbahak-bahak jika Chaya ataupun Ira melakukan aksinya. Dengan persahabatan yang kami bina sejak saat itu hingga sekarang “fantastic four” tetap utuh.
            Selama ini hobiku itu bermain badminton. Melihat permainan timnas China dalam bermain badminton di TV, saya sangat menyukai bahkan jatuh cinta pada badminton. Tetapi, bukan hanya permainan timnas China yang good bahkan pemainnyapun good looking alias handsome, hehehehe. Jika bermain badminton dengan kakak didepan rumah, saya bermain dengan serius memukul shatelcook dengan keras.  Dengan bantuan raket asli pukulan lebih bagus, keras, dan terarah. Selain itu, hobiku juga makan dan tidur. Kalau nggak lakuin apa-apa alias holiday, terkadang saya makan tidur, makan tidur, dan makan tidur….huft capek deh..
            Bukan menyombongkan diri sih, tapi gimana ya menjelaskannya!!! Pusing. Ok back to paper. Saat kelas 6 SD saya mendapatkan rangking 3 dari 34 siswa. What do you think about my prestation?? Good or?. Eits, bukan hanya sampai disitu, saat kelas 1 SMP semester 1 dan 2, saya mendapat peringkat 3 dan 1. Dan akhirnya, saya masuk kelas unggulan di sekolah. Woowww nggak???. Nggak sampai situ ajha sich. Ok let’s go. Saat kelas 1 SMA saya mendapatkan peringkat 1 dan 2, yahh walaupun menurun pada semester berikutnya, but I’m happy get it.
Karakter aneh, ceroboh, unik, ceria, innocent [polos], dan pemalu sangat melekat pada diriku. Walaupun saya kuper, tapi saya mendapatkan banyak teman kok dari karakter itu. Karakter aneh ini muncul saat tidak ada orang alias ketika saya sedang sendiri. Kadang ngomong sendiri seakan-akan ada teman yang diajak bicara, terkadang tertawa sendiri [but I’m not crazy loh], itu karena saya lagi membayangkan kejadian-kejadian lucu yang dulu saya alami.
Karakter ceroboh itu muncul saat timbulnya rasa ketidakperacayaan diri saya. Dimana timbulnya kepanikan, nggak tahu mau lakuin apa. Sehingga, melupakan apa yang harus diperbuat, membuat barang-barang jatuh, dan banyak lagi. Karakter saya yang ceria dan polos itu karena saya jarang mengeluarkan kesedihan dan lebih memendamnya alone [sendiri], penguasaan emosi yang terkontrol. Sehingga, banyak orang mengatakan “kamu seakan nggak punya masalah” alias selalu ceria dalam keseharian. Padahal dalam hatiku banyak masalah yang bisa membuatku “crazy” jika saya tidak pandai mengonrol emosi atau menyembunyikannya sendiri.
            Meskipun, kebanyakan orang mengatakan saya orangnya kaku, polos, dan apapun itu. Bukan berarti saya tidak merasakan perasaan suka, saya merasakannya pada seseorang yang mungkin perasaan itu tidak akan terbalas karena “dia” sudah mempunyai seseorang “special” dalam hatinya. Waktu pertama bertemu dengan “dia”, saat acara perpisahan untuk murid kelas 3 SMP.
Ya.. itu adalah acara kami selaku murid kelas 3, dimana mengadakan acara sekaligus perlombaan rubik dan ternyata “dia” juga ikut. Manis itulah kesan pertamaku saat melihatnya, tangannya dengan lincah memaikankan rubik itu mataku tak penah lepas untuk memandangnya. Tetapi, setelah permainan “dia” kalah alias out dari pertandingan. Sayang bangetkan!!! Setelah itu, petandingan tetap berjalan dengan baik sampai selesai.
            Tidak sampai situ ajha pertemuanku dengannya, ternyata saya berhasil lolos tes masuk SMAN 2 MASAMBA yang dimana sekolah itu adalah SMA unggulan di Masamba. Dia adalah kakak kelasku saat itu dan saya adalah adik kelasnya. Wow kan?? Walaupun melihatnya dari kejauhan hatiku ingin meledak. Senyum plus lesung pipinya menambah nilai dimataku. Cerdas dan rajin sholat itu karakter yang saya ketahui.
Dengan berjalannya waktu, tidak terasa dia akan meninggalkan SMA dan lanjut kejenjang lebih tinggi lagi. Dan tanpa terasa perasaanku sudah tertanam begitu lama, 3 tahun lamanya “cinta dalam hati”. Suatu ketika saya mendengar bahwa dia sudah mempunyai pacar alias “girl friend”, saat itu hatiku merasakan kesedihan bukan bermaksud lebay atau apalah tapi memang saat itu sulit sekali menerimanya. Dia yang kuanggap akan menjadi jodohku dimasa depan nanti ternyata sudah mempunyai seseorang. Sakitnya tuh disini tunjuk hati.
Pada saat perpisahan, saya berhasil berfoto bersama sebagai teman kelas. Dan itu adalah kenangan terakhir darinya maupun teman-temanku yang lain. “I miss them”.
Saya hanya gadis sederhana dari keluarga sederhana yang memilki harapan di masa depan. Harapan berjuang dan mengembalikan kejayaan Islam lagi yang dimana runtuh pada tahun 1924 di Istambul Turki. melakukan itu butuh perjuangan dan pengorbanan tenaga, harga, waktu, dan keikhlasan. Khilafah adalah Negeri Islam yang dimana kehidupan masyarakat akan makmur dan tidak akan ada masyarakat yang miskin seperti saat ini. Dan impian yang kedua saya adalah menjadi seorang anak sekaligus istri yang baik dan sholeha bagi keluarga kecilku.
Mendidik anak-anakku mengerti arti kehidupan untuk apa kita dilahirkan didunia ini, tidak lain dan tidak bukan hanya untuk beribadah kepada-Nya. Menjadi isrti itu memang tidak mudah, dimana harus melayani suaminya dengan baik, merawat anak-anaknya dengan baik agar menjadi pemimpin dimasa depan, memasakkan mereka, dan membersihkan rumah. Semua butuh proses dan saya harus belajar mulai sekarang, agar nantinya tidak kaget ataupun syok. “fighting” Fatma. “ganbatte”.
Pahit manisnya kehidupan tetap kujalani. Banyak pengalaman buruk, baik, unik, dan gokil yang sudah kulalui. Diantaranya saat menjelang UN, saya dan teman-teman sedang melakukan pelajaran tambahan atau les sore. Sore itu, IPA 4 [kelasku] les English Speaking di Lab. Bahasa. Teman-teman sudah berkumpul disana, saya dan wira datang terlambat ke Lab. Bahasa sehingga kami lari dari kelas ke Lab. Bahasa yang jaraknya itu lumayan jauh. Dari ujung ke ujung lah. Ya kami capek lah, ngos-ngosan lagi. Dan kami akhirnya sampai ke tempat tujuan, dengan penuh perjuangan.
Setelah sampai, saya langsung membuka sepatu [masuk ke Lab. Bahasa memang harus membuka sepatu] tanpa menunggu wira yang sedang membuka sepatunya. Masuk dengan mengatakan Assalamu Alaikum Wr. Wb. dengan pelan, semuanya melirik kepada saya. Saya yang malu karena dilihatin otomatis kepala saya nunduk dan lari secepatnya menuju tempat duduk dibelakang. Lantainya sangat licin dan ditambah lagi saya menggunakan kaos kaki tapi saya tidak peduli dan tetap berlari, hingga keseimbanganku goyah dan “BRUK” [bunyi keras] jatuh dengan sangat tidak elite. Jatuh menyamping.
Tidak lama kemudian, saya membuka mata dan yang pertama saya lihat adalah teman-teman yang diam [mungkin mereka syok]. Dengan menahan rasa sakit, saya langsung duduk membelakangi mereka semua. Tawa keras dan serempak dari mereka membuatku sangat malu dan tidak berani mengakat kepala. Kejadian itu sangat cepat terjadi tanpa terduga. Wira yang baru masuk ke ruangan juga ikut tertawa, memang dia tidak melihatku jatuh tapi dia tahu apa yang terjadi. Sambil tertawa wira berkata, “Apala’ mu tinggalkan ka jadi jatuh mi ko. Madosa ko itu”. Artinya “siapa suruh kamu tinggalkan saya jadi kamu jatuh deh. Berdosa kamu”. Teman-teman yang lain memegangi perut mereka karena tertawa terbahak-bahak. Saya sangat malu saat itu, ingin rasanya menghilang dari hadapan mereka.
Pengalaman lucu lainnya yaitu saat saya, wira, dan hikmah sedang istirahat di gudang kelas kami [tapi gudang itu bersih loh, kami selalu menyapu dan mengepelnya sehingga dapat di tempati untuk istirahat]. Kebetulan saat itu kami lagi jam kosong untuk pelajaran jadi kami istirahat sambil cerita. Kami bertiga bermain tebak-tebakkan hari nasional. Hikmah bertanya kepada saya dan wira,
Hikmah: “Kapan hari lahir Kemerdekaan Indonesia?”.
Saya: “Tidak tahu”, [tanpa berfikir panjang langsung menjawab].
Wira: “17 Agustus”, [menjawab].
Hikmah: “Betul. Kenapa pertanyaan gampang begitu tidak kamu tahu fatlim?”. [sambil tetawa keras dan terbahak-bahak].
Ketawanya hikmah itu bukan ketawa biasa tapi luar biasa. Jika dia tertawa mampu membuat kami ikut tertawa keras bahkan sampai sakit perut, itulah hikmah. Dia pembawa kebahagian bagi kelas kami, IPA 4. Lanjut kepercakapan…
Saya: “Astaga, Ia le’ kenapa tidak terfikir”.
Hikmah yang masih tertawa dengan ciri khasnya, bangkit dari tempat duduk dan berjalan ke kelas. Tanpa sengaja dia menyenggol papan tulis yang tidak terpakai dan sebagai batas tempat sholat, jatuh menimpa dan menindisku yang ternyata papan tulis itu tadi berada dibelakangku. Hikmah dan wira menertawaiku dengan keras hingga sakit perut. “Huft mereka bukannya menolong malah menetawai, Emang lucu ya??”, Ucapku dalam hati.
Hikmah: “Hahahhahahaha, Fatlim na jatuhi papan tulis. Hahahahahaha”.
Wira: “Hahahahahahahahahahaaha”.
Saya: “Tolong ka e, Kasian!!”.
Karena, tertawa hikmah sangat keras sehingga teman-teman yang lain datang. Mungkin mereka bukan mau menyelamatkanku tapi hanya mau menertawai. Wira yang masih tertawa dan sudah tidak mempunyai tenaga untuk membantu jadinya saya berusaha sendiri deh agar cepat-cepat keluar. Dan akhirnya saya berhasil keluar dari papan tulis itu. “Huft leganya”, [saya berucap dalam hati]. Dan tertawa bersama mereka atas apa yang menimpaku.
Wira: “Astaga fatlim lucunya ko, Kenapakah itu papan tulis bisa jatuh tadi?”.
Saya: “Lucu dari mananya, orang ditindisi kalian ketawa. Untung tidak ada pakunya itu papan tulis, coba kalau ada deh bahayanya itu”.
Hikmah: “Maaf, Apala’ lucu sekali ekspresimu jadi ketawa ka. Sorry?”.
Saya: “Kerena orang baik ka jadi kalian ku maafkan”.
            Itulah “Profil Aku” yang berjudul “Gadis Sederhana dari Keluarga Sederhana” or “Simple Girl from Simple Family”. Gimana menurut kalian, bagus nggak?? Thanks sudah mau membacanya. Saya berharap “Profil Aku” bisa menjadi tulisan yang bagus.


SEKIAN